November Rain, November It’s Me

Gambar Dari dulu aku sangat suka bulan November. Entah karena aku lahir di bulan November, atau ada faktor lain, aku tidak tahu dan tidak peduli. Begitu menyukai bulan November, dengan PeDe-nya aku mengatakan bahwa November It’s me, November adalah aku.

Tapi… November selalu hujan.

Aku tidak suka hujan. Aku merasa hujan selalu menghalangi ketika aku mau pergi ke suatu temapat, apalagi ketika sedang terburu-buru. Saat hujan aku harus selalu membawa payung agar tidak kehujanan, dan aku benci bawa payung! Rempong!!! Saat hujan turun tiba-tiba, aku harus berhenti dan berteduh untuk menghindari basah, aku benci basah!! Apalagi basah nyemek-nyemek, sangat tidak nyaman!! Hujan juga bisa membuat pakaian yang baru di cuci berbau molto wangi seperti bayi, menajdi bau apek dan tengik-tengik gurih, karena hujan turun tiba-tiba dan baju tidak sempurna kering saat di jemur.

Aku memang benci hujan tapi aku tidak pernah benci November.

Tapi sepertinya hujan tidak ingin dipisahkan dari bulan November-nya. karena hujan selalu dengan November. November Rain.

Tapi aku ingin November tanpa hujan! Mungkinkah??? Tentu saja tidak. Karena itu Hujan langsung turun saat aku ingin memisahkannya dari november #serius beneran terjadi#. Seperti ingin memberitahuku bahwa ia tidak ingin dipisahkan dari bulan November-nya, hujan mengajakku untuk memahami, menerima dan berdamai dengan-nya.

Hujan turun untuk menyembuhkanku.

Hujan mempunyai kekuatan menghipnotis manusia ketika kita memandanginya. Ini salah satu fakta unik tentang hujan, dan itu mengejutkan para ilmuan Loh!! Dan tanpa bisa mendapatkan bukti ilmiah, para ilmuan hanya menyimpulkan “Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu”.

Dan aku mendengar lagu itu. Aku mendengar bahwa dia ingin selalu dengan bulan November-nya. Karena hujan adalah November. Dan November pasti hujan. Aku berhasil terhipnotis oleh hujan.

Dalam lamunku, ketika penyakit “autisku” kumat, aku bertanya-tanya pada diriku yang berada didalam sana. Benarkah aku membenci hujan? Kenapa aku membenci-nya? Bukankah November selalu hujan? Tapi bukankan November adalah aku? Apa salahnya dengan hujan? Apa salahnya menjadi hujan? Atau jangan-jangan kamu ingin menjadi matahari?

Pertanyaan-pertanyaan itu selalu menempel sepertu upil di kepalaku, sampai-sampai tanpa sadar aku mencari tahu lebih banyak tentang hujan. Dan hujan benar-benar menyembuhkanku dengan caranya yang unik dan cetar membahana. Lewat buku yang berjudul “Biarkan Hujan Menyembuhkanmu” karangan Wahyu Bramastyo yang kutemukan secara tidak sengaja ketika aku mencari bukuku di tumpukan buku-buku kakakku, hujan menyembuhkan dengan aku membaca buku itu dan sangat terinspirasi oleh-nya, Hujan dan buku.

  Tidak hanya lewat buku itu saja, kali ini hujan mengirimku sebuah surat cinta, yang secara tidak sengaja ku temukan ketika lagi showan ke rumah Mbah Google. “Anyone who think sunshine is pure happiness, has never danced in the rain“, itu pesan-nya.Dan aku langsung tertohok ketika membacanyaseperti ada bambu runcing yang menancap ke hulu hati sampai tembus ke punggung.

Sadar, selama ini aku sangat membenci hujan karena aku ingin menjadi Matahari yang bisa menyinari dunia atau musin semi yang indah berwarna-warni, hangat dan menyenangkan. Aku tidak ingin menjadi hujan yang suram, mendung dan melankolis. Sadar selama ini aku ingin menjadi orang lain dan bukan diri ku sendiri, membuatku malu pada diriku sendiri dan malu pada hujan.

Tapi hujan telah menyembuhkanku, aku tidak ingin lagi menjadi matahari. Aku ingin tetap menjadi hujan yang bisa menghipnotis manusia hanya dengan memandanginya. Hahahahaha… PLAK!! Abaikan~~. Tanpa hujan turun terlebih dahulu, apakah kamu bisa melihat pelangi?? Tidak! Pelangi akan muncul setelah hujan turun. Jadi jika kamu ingin melihat pelangi lihatlah aku terlebih dahulu… hahahahahayyy!!! 😛

Melewati perantara buku dan surat itu, hujan ingin mengajariku menemukan diriku yang otentik, diriku yang sebenarnya. Karena hujan tau aku merindukan diriku yang sebenarnya. Lewat buku itu juga hujan mengajariku bagaimana mendalami dunia spiritualku. Hujan juga mengajariku untuk menemukan apa yang kuinginkan dalam hidup ini, dan akan ku bawa kemana hidupku kelak.

Karena hujan, I enjoy myself.

Lewat pesan singkat itu juga, Hujan ingin mengajariku bagaimana menikmati hidup.  Bagaimana menikmati hujan. Apakah kamu akan menyiksa diri dengan terus membeci hujan, ngedumbel, mengeluh  sambil menunggu hujan reda dan itu berarti tidak akan membawaku kemana-mana, atau kamu memilih menyukai hujan dengan menikmati-nya walau hanya dengan melihat saja atau aku bisa berlari dan  menari bersamanya. Hujan telah mengajariku untuk menikmati dan mencintai hidupku. Hidup yang ku jalani saat ini, keluargaku, sahabatku, teman-temanku, pekerjaanku, hobiku, hapeku, leptopku, gajiku, baju-bajuku, adan apapun itu yang menjadi milikku saat ini.

Karena hujan, I enjoy my life

Hujan sepertinya ingin mengajakku keluar rumah dan  menari bersamanya. Ono-ono ae udan iki… kenapa gak sekalian menari bersama elang dan Naga???

Jadi teringat kata-kata bijak yang lagi populer di facebook, “Life isn’t about waiting for the storm to pass. It’s about learning to DANCE in the RAIN.”  Ada banyak cara untuk menikmati hujan, tidak cukup memandangi hujan lewat jendela sambil makan mangga atau memandangi hujan dengan bermesraan bersama kasur dan selimut.  Ada banyak tantangan saat hujan turun, kamu bisa keluar rumah dan hujan-hujanan, kamu juga bisa menari di bawah hujan atau kamu bisa bermain lumpur dan ngesot-ngesot bersama kodok dan bekicot. Hujan mengajariku untuk lebih berani mencoba sesuatu yang belum pernah kulakukan dan berani menghadapi tantangan hidup yang ada di depan mata.

                                                  Karena hujan, I Dance With Live

Lebih dari apapun, Hujan tidak lupa mengingatkanku untuk selalu bersyukur dan selalu  teringat pada-Nya, Allah, Tuhan yang menciptakan hujan.

Yaa, hujan benar-benar telah menyembuhkanku. Mengajari menerima aku apa adanya, diriku yang universal: fisikku, jiwaku, hidupku, duniaku dan hujan itu sendiri.

Because November Rain, November It’s me~

——————————————————————

Terima kasih Ya Allah, karena mengirim hujan untukku

14 respons untuk ‘November Rain, November It’s Me

  1. raradee berkata:

    Preketeeekkk~~~ PRETT-PRETT-PREETT~~ itu kata2 mas Wahyu Bramastyo bangeett~~

    Jadi teringat dg kejadian bbrp tahun lalu….

    Aku; Ahjumma,, Fix nti aku pngen prewedding disungai dg nuansa berkabut dan gerimis lembut.. hehehe… #muka polos sepolos-polosnya

    Ahjumma; Lapo?? kemenyek, rempong, !@#$%^&*(%$#@^…..

    Aku; karna dr kecil aku suka hujan Ahjumma~ #mewek krna ditindas yg tak kunjung berakhir~

    Ahjumma; Aku benci hujan..hujan membuat hidupku susah #dg tampang judes badainya

    Nah lho~~ saiki menyembah dewa hujan?!! Pfffffttt~~~ /-_-“/

    • iraajummah berkata:

      yaaaahhh~~~ terserah awakmu menilai bagaimana~~~ terserah orang menilai kayak apa~~
      aku encen biyen gak seneng udan….. dan lek iku kata2 mas wahyu bgt~~ khan aq tau ngumung, buku e mas wahyu iku gue bangett~~~ moco buku iku koyok moco diaryku dewe pisan, meskipun kita (aq &mas wahyu) tetap berbeda….
      dan benar sekali saya sangat terispirasi buku iku!!!sangat!!!!
      dan pengalaman iku asli bukan fiksi~~ soale aq gak iso nulis cerpen~~ hehehe 😀

      eleng pas nang malang wingi, kita kehujanan dan awakmu takok nang aq, gak papa tah awakmu gak gawe mantel. aq jawab e lah Gak popo, nyante ae~~~ iku aq wes mencintai hujan~~~ hhahahahaha~~~

  2. sakuranoona berkata:

    waahh udah lama gak mapir kesini..iseng2 mapir ke ni blog..

    eeh. ada sebuah artikel puitis dengan gaya bahasa seorang ahjumma yang dangdutan.. 😀

    Rt bgt sm penggalan kalimat ““Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu”… nek udan q kangen kasur sama selimut q ahjumma..hehehe.. 😀

  3. classievip21 berkata:

    Halo ahjummaaaa~ Saia mampir lagi loh, kekekeke… 🙂 *nyelonong masuk*
    kyah, bagian akhir tulisan ini beneran sesuai ama diri saia ahjummaaa~ XD
    akhir-akhir ini sering hujan, dan bukannya saia ngomel, malah enjoy-enjoy aja. Di dalem hujan itu seperti ada sesuatu yang menyihir kita untuk terus mengamati… ^^/

    kalo ujan turun dan saia lagi idiot-idiotnya ahjumma, semua orang yang ngomong ke saia bakal saia diemin, dan saia tetep fokus ama hujan… tayangan saat hujan tuh jauh lebih menarik dari tayangan apapun, sayang kalo dilewatin… 🙂

    • iraajummah berkata:

      hallo ciinttahh~~ silahkan~~

      kyyaaaaa!!!!! ternyata dirimu autis juga yah naakk??? kkk~~~
      ternyata banyak orang autis di dunia ini. kirain cuma ane sajah.. hahahah 😀

      setujuuu classie, tayangan hujan emang lebih menarik dari tayangan apapun. apalagi tayangan sinetron indonesa. hahahahaha~~ 😀

Tinggalkan komentar